Previously on Catetan Masova… *halah*
Di postingan sebelumnya, saya dan tika kepilih buat berangkat ke Hongkong sama simPATI. Dan paspor saya masih di rumah Rembang. Maka, saya pun pulang ke Rembang. Naik bus istimewa saya duduk di muka.
Sampai di rumah, istirahat beberapa jam. Kemudian nyari-nyari paspor, packing pakaian ala kadarnya dan menyiapkan apa-yang-musti-disiapkan. Lantas leyeh-leyeh lagi.
Sampai ada SMS dari pihak simPATI: “Mas, paspornya dikirim ke kantor ya? Siang ini bisa?”
Saya pun tersingahak. “Saya masih di Rembang, nih!”
“Waduh! Tapi tiket pesawat ke Hongkong mau diurus hari ini, Mas. Paling lambat besok lah.”
Baiklah.
Setelah dari Jakarta ke Rembang, saya pun terbang lagi ke Jakarta untuk mengantarkan paspor. Bolak balik. Yah. Heuhe. Sedikit perjuangan lah. Bersakit-sakit ke hulu bersenang-senang ke tepian.
Nah.
Perjalanan #FMMHongkong yang sesungguhnya dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta. Saya berangkat terlalu cepat karena khawatir tertinggal. Heuhe. Maklum ndeso. Pesawat terbang pukul lima, dan jam dua saya udah stand-by bengong kayak orang ilang di bandara.
Setelah beberapa lama, akhirnya saya bertemu dengan kawan-kawan baru; ada mas-mas dan mbak-mbak dari simPATI, kemudian ada beberapa pemenang kuis Facebook dan game Telkomsel. Selain itu juga ketemu wajah-wajah familiar seperti Tika (banget), Seseq (Sheque), Thomas (Arie), dan Kang Isman (HS, yang entah kenapa sering sekali ke toilet).
Kami terbang naik pesawat Garuda. Enak. Pesawatnya gede. Trus makanannya enak. Yang paling nyenengin, ada layar hiburan yang berisi macem-macem. Ada kumpulan film Hollywood, video-video pendek yang lucu, video klip musik, bahkan game ringan. Ketika saya mendudul-dudul monitor itu; seorang pramugara mengumumkan: “Saat menyentuh layar sentuh hiburan di depan Anda, mohon untuk tidak memakai benda tajam.”
Baiklah.
Sampai di Hongkong kira-kira pukul 11 malam, yang berarti pukul 12 malam WIB.
Dari Hongkong International Airport, kami langsung menuju hotel Rosedale; yang letaknya di daerah Causeway Bay. Deket banget dengan Victoria Park, di mana sering jadi tempat nongkrong mbak-mbak TKW dari Indonesia. Hotel itu sempit; namun untuk ukuran HK sudah bisa dibilang lega. Karena Hongkong itu negara yang padat dan sempit. Btw, saya sekamar dengan Kang Isman, di mana beliau selalu melontarkan joke-joke segar. Huehe.
Keesokan harinya, jadwal padat. Dimulai dari jalan-jalan ke Avenue of Stars. Semacam cetak jejak dari aktor-aktor Hongkong. Ada telapak tangannya Jackie Chan, Andy Lau, dan aktor-aktor lain yang saya tidak hapal. Well, karena ini musim panas; jejak-jejak itu jadi kurang mengasyikkan untuk dikunjungi. Panas meeeeen..
Tapi ya, sudah tau panas gitu, saya malah planking bersama Thomas Arie.
Setelah dari Avenue, kami makan siang di restoran Jumbo Floating Restaurant. Restoran mengapung yang sangat rame. Di dalemnya, kita tidak hanya sekedar bisa makan saja. Ada semacam panggung yang didesain serupa singgasana kerajaan Cina. Kemudian pengunjung bisa berfoto dengan memakai kostum kaisar. Biayanya US $50 kalo gak salah. Saya gak sempet ikutan karena antriannya puanjang, lagian masih makan juga.
Ini potonya @sheque pake baju kaisar…
Next. Menuju Puncak! Dalam arti sebenarnya. The Peak. Menuju ke tempat favorit semua orang, Museum Madame Tussauds!! Yaay!!
Saya yakin gak ada orang yang gak tertarik untuk masuk Museum itu. Kamu bisa ngeliatin para selebritis Hollywood (dan Hongkong) dalam jarak dekat, bergaya berfoto bersama mereka tanpa takut digebukin bodyguard. Yeah, meski cuma tiruan dari lilin, tapi patung-patung para tokoh itu ultra-realistik. Dibikin dengan sangat detail. Sayangnya, saya perhatikan beberapa patung sudah ada yang rusak.; patung seleb-seleb wanita yang cantik. Kulit lilin mereka mengelupas dan rontok. Entah apa yang para pengunjung lakukan pada mereka. Go figure!
Pulang dari the Peak, lanjut ke acara yang jadi tujuan awal: Nonton Transformers 3 : Dark of the Moon. (let’s say it T3) . Yaayy!!!
Jadi kita nonton di bioskop bernama MCL. Bioskop gede yang hanya berisi dua studio; di sana nyebutnya house. House 2 lagi menayangkan Mr Popper’s Penguins. Harga tiket nontonnya HK $125, yang berarti sekitar 136 ribu rupiah. Mahal yah? Tapi, di HK nggak kayak di bioskop-bioskop di Jakarta. Kita boleh bawa makanan dari luar. Trus yang beda lagi, penjaganya di sini gak menawarkan popcorn di dalam ruangan, “Popcorn kakaaaak. Minumnya kakaaak..”
Oke. Makanan minuman sudah tersedia. Mari kita masuk ke filmnya.
Well. Saya tidak menaruh harapan tinggi pada plot dan cerita T3 ini. Yang pasti –sebagai orang visual– saya cuma mau fokus pada detail, CGI, animasi dan desain-desain karakter Autobot / Decepticonnya saja.’
SPOILER ALERT (Kalau nggak mau kena bocoran, klik ini untuk langsung ke bagian komentar. Heuhe)
Film diawali dengan proyeksi satelit memperlihatkan benda asing aneh yang menabrak bulan. NASA mendeteksi tabrakan itu, kemudian Pemerintah Amerika pun berusaha mengungkap misteri itu. Selama ini, yang kita tahu, Neil Amstrong adalah orang yang pertama kali menginjakkan kaki di bulan. Nah, misi dia dikirim ke bulan saat itu konon adalah untuk menyelidiki benda aneh yang menabrak bulan.
Tapi itu bukan sekedar benda aneh biasa. Itu adalah pesawat milik koloni Autobot yang sedang sekarat. Yang luar biasa, pesawat itu membawa Sentinel Prime, bersama benda canggih ciptaannya.. Di franchise Transformers, “Prime” adalah pangkat yang diberikan kepada pemimpin Autobots (diambil dari nama Dewa Cybertron; Primus). Pengganti Sentinel Prime, tentu kita sudah sangat familiar. Optimus Prime.
Ngomong-ngomong soal Optimus Prime, saat ini dia sedang menjalankan misi bersama Autobot lain. Di tengah misi, yang melibatkan orang-orang rusia dan chernobyl, mereka menemukan suatu dokumen rahasia tentang penampakan pilar cybertron di bulan. Para Autobot pun segera menuju bulan untuk investigasi. Masuk ke dalam pesawat, Optimus menghidupkan kembali Sentinel dengan Matrix miliknya. Begitu bangun, Sentinel langsung menyerang Autobot; mengira bahwa dia masih berada dalam peperangan Cybertron bertahun-tahun yang lalu.
Sementara itu Sam Witwicky tidak lagi tinggal bersama orang tuanya. Dia tinggal di apartemen bersama dua ‘peliharaan’ Autobot kecil bernama Wheelie dan Brains. Dua mantan Decepticon ini sangat annoying, dan sering membuat onar.
Lho, mana Megan Fox? Dia nggak ada lagi.
Setelah putus dari pacarnya, Sam bertemu dengan seorang cewek seksih bernama Carly Spencer ; seorang kurator di sebuah perusahaan investasi (diperankan oleh model celana dalam Victoria’s Secret, Rosie Huntington-Whitley). Sam cemburu dengan atasan si Spencer, Dylan Gould, yang seorang kolektor mobil-mobil eksotis. Terlebih lagi, Spencer juga dikasih hadiah mobil sport $100.000 oleh bossnya.
Meski sudah menerima penghargaan dari Presiden Obama, Sam tetap kesulitan dalam karirnya. Sampai akhirnya bekerja di suatu perusahaan telco yang dipimpin oleh seorang pria eksentrik yang suka ngedumel. Saat bekerja, Sam menyadari ada seorang pegawai yang selalu mengawasinya. Pegawai aneh keturunan Jepang ini ternyata seorang penggemar konspirasi, yang mengenali Sam sebagai orang yang terlibat dalam peperangan Autobot vs Decepticon di bumi beberapa tahun sebelumnya. Si Otaku itu lantas membeberkan fakta-fakta tentang sekelompok orang (di bumi) yang bekerja sama dengan Decepticon.
Awalnya Sam tidak begitu menghiraukan. Namun ketika si Otaku mati diserang oleh seekor Decepticon berbentuk burung nasar, Sam tentu tidak bisa tinggal diam.
Di sinilah petualangan dimulai. Sam bergegas ke markas militer Amerika, bertemu dengan para pejabat militer dan Autobot untuk menghentikan aksi Decepticon pimpinan Megatron. Ada sedikit twist, ada pengkhianatan dan perebutan kekuasaan. Decepticon berhasil merebut benda canggih yang menciptakan semacam teleportasi besar guna memindahkan kaum cybertron ke bumi. Konsekuensinya, bumi binasa.. Gedung-gedung hancur. Orang-orang mati. Kiamat!!!
Selama 2.5 jam, T3 ini menyuguhkan aksi-aksi yang luar biasa. Ledakan di sana sini, khas Michael Bay. Salah satu scene favorit saya adalah ketika Sam dan pacarnya bersama sekelompok tentara diserang Shockwave, mahluk Decepticon yang luar biasa brutal.
Meski banyak ‘robot-robot’ dengan bentuk yang mirip, kita bisa mudah membedakan mana Autobot dan mana Decepticon. Senjata Autobot lebih ke ranged-weapon, sementara Decepticon seringnya menggunakan senjata-senjata runcing dan tajam.
Tapi beberapa desain terlihat terlalu manusiawi. Well memang sih, Cybertron itu sebenarnya bukan robot.
Ah ya. Dan Michael Bay ternyata tidak belajar dari film sebelumnya, Revenge of the Fallen. Beberapa karakter terasa hambar, latar belakangnya kurang digali. Bahkan untuk seorang Carly Spencer. Kemudian, moral dan renungan seperti di film pertama tidak muncul. T3 ini murni hiburan dan parade efek visual.
Buat yang suka film dengan cerita yang padat dan plot yang terjaga, T3 akan dinilai biasa saja –meskipun ada twist di sana. Tapi untuk penggemar penggemar efek visual dan aksi perang yang brutal, T3 salah satu yang wajib tonton. Detail perubahan para robot, partikel-partikel ledakan dan animasi pertarungan terlihat smooth dan luar biasa.
Kalau perlu sih nontonnya di bioskop, biar efeknya lebih terasa.
T3 ini entar keluar kan yah di Indonesia? Eh?
:woot:
Sekali lagi, makasih buat simPATI!! Kapan-kapan lagi yaaaa.. \o/
Beberapa gambar perjalanan diambil dari flickr-nya @thomasarie, gambar Transformers diambil dari superherohype.com
:)
B)
:rly:
:kyaa: :huhu:
:hehe: :haghag: :dies:
:?

aku pengen buat soal parampaa
wah…emang bioskop di luar m sini sama apa beda gan??bagus mana??
meski saya tidak terlalu mengerti dengan topik yang dibicarakan , tapi secara keseluruhan topiknya menarik, makasih ya sdh mau berbagi
:) .. buat lagi dong quiz parampaa yang ke 3,4,5 dan selanjutnya…????
iya buat lagi dong quiz parampaa yang ke 3,4,5,6,7 dan seterusnya
Menarik, ikut menyimak gan
BUAT QUIZ PARAMPAA 3,4,5,6,7,8,9,10 DONG… :kyaa: :)
Ciyus Miapah?Mi Aceh! :)
B)
:rly:
:kyaa: :huhu:
:hehe: :haghag: :dies:
:?

Hmm…. :)
B)
:rly:
:rly:
:kyaa: :huhu:
:hehe: :haghag: :hehe: :dies:
:?

kak mustova, kenapa sih level 106 di parampaa 2 kasih muka aneh gitu?
Keren nih…..Ditunggu postingnya ya…
Terimakasih mas ceritanya sangat menarik.